Seringkali kita melihat dan mendengar tentang stroke, dan mungkin penyakit ini dialami keluarga dekat kita. Bagi masyarakat, penyakit ini identik dengan lumpuh atau mati separuh badan meskipun pemahaman seperti ini tidak sepenuhnya benar.
Stroke menduduki peringkat ke 2 penyebab kematian tertinggi setelah jantung, dan merupakan penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Karena demikian tingginya angka kematian dan kecacatan maka sangatlah penting kita mengenal tanda-tanda awal stroke dan segera mendapatkan penanganan medis, karena time is brain jika kita tidak mengenal, menunda-nunda untuk dibawa ke pelayanan kesehatan, maka kecacatan akan bersifat menetap dan kematian segera menjemput.
Sroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi otak yang ditandai dengan defisit neurologist fokal atau global yang terjadi secara mendadak sebagai akibat gangguan pembuluh darah otak.
Penyakit ini bukan hanya monopoli milik orang dengan usia lanjut, tetapi pada akhir-akhir ini sudah banyak bergeser menyerang usia lebih muda.
Stroke dibagi menjadi dua kelompok:
Stroke pendarahan
Stroke infark atau sumbatan.
Stroke pendarahan dibagi menjadi pendarahan intraserebral, yaitu pendarahan di dalam jaringan otak dan pendarahan subarachnoid, yaitu pendarahan di ruangan subarachnoid.
Stroke infark dibagi menjadi stroke infark trombotik dan stroke infark emboli. Stroke infark trombotik adalah stroke iskemik yang di sebabkan oleh trombosit di cabang-cabang arteri karotis iterna. Sedangkan stroke infark emboli adalah stroke iskhemik yang di sebabkan oleh emboli yang pada umumnya berasal dari jantung.
Faal dan Patogenesis
Otak yang hanya 2% dari berat seluruh badan relatif menerima banyak darah (15% dari seluruh darah yang dipompa oleh jantung permenit). Selanjutnya otak memakai 20% dari seluruh oksigen yang diperlukan badan manusia.
Data ini menunjukkan bahwa fungsi otak sangat tergantung dari aliran darah yang mengalir ke otak.
Pada orang dewasa yang sehat, aliran darah ke otak adalah 58 ml/100gram jar otak/menit. Bila aliran darah ke otak turun hingga 18 ml/100gram jar otak/menit maka akan terjadi penghentian aktivitas listrik dari neuron, tetapi struktur sel masih baik, hingga gejala ini masih reversible. Kondisi ini yang disebut ischemic penumbra, yaitu suatu daerah di mana sel inaktif, tetapi masih dapat berfungsi lagi bila perfusi menjadi normal.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi kerusakan (baik karena infark maupun pendarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamate, yang selanjutnya akan membanjiri sel-sel di sekitarnya. Glutamat ini menempel pada membran sel neuron di sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka kanal kalsium (calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati akan mengeluarkan glutamate, yang selanjutnya akan membanjiri lagi neuron-neuron di sekitarnya.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged oxygen molucelus(seperti nitric acide atau No) yang akan merombak molekul lemak dalam membrane sel, sehingga membrane sel akan bocor dan terjadilah influks kalsium.
Gejala yang terjadi adalah lumpuh, terasa berat, kesemutan, tebal separuh badan yang terjadi mendadak. Biasanya disertai bicara pelo atau kesulitan menelan. Pada beberapa kasus dijumpai gangguan fungsi kognitif atau memori, sakit kepala, pusing, muntah-muntah, hingga kesadaran menurun mendadak.
Pencegahan
Pencegahan primer :
Adalah langkah-langkah untuk mencegah terjadinya atheroma sebagai berikut:
Mengendalikan tekanan darah.
Mengurangi makan asam lemak jenuh.
Berhenti merokok.
Pencegahan sekunder :
Jika sudah terjadi TIA atau stroke, maka pencegahan dilakukan agar tidak terjadi stroke berulang.
Hipertensi diturunkan.
Turunkan kadar kolesterol yang tinggi.
Mengurangi obesitas, minum alkohol, isap rokok.
Menurunkan kadar gula pada penderita Diabetes Militus
Mengontrol penyakit jantung.
Olah raga
Mengurangi hematokrit yang meningkat.
Mengurangi trobosittosis dengan aspirin.
Faktor Resiko :
Hipertensi arterial.
Diabetes militus.
Penyakit jantung.
TIA dan completed stroke.
Merokok.
Hiperkolesterol.
Hiperuricemia
Alkoholisme.
Obesitas.
Hiperagregasi platelet dll.
Bagaimanapun pencegahan lebih baik daripada pengobatan, akan tetapi jika kita menemukan gejala-gejala stroke terutama pada orang yang memiliki factor resiko, tidak ada pilihan lain segera ke rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan yang terbaik.____Oleh Dr.Syamsu Rahmadi,SP.P
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment