Sunday, January 31, 2010
Penyakit ginjal kronis dan ginjal diabetic.
Di Amerika dan Eropa, nefropati diabetik merupakan penyebab utama gagal ginjal terminal. Ternyata di negara berkembang juga terjadi hal yang sama. Sebagai gambaran, di unit Hemodialisis RSUD Dr. Sutomo Surabaya, pada tahun 1994 hanya didapatkan 14% DM sebagai penyebab GGT yang menjalani HD. Sedangkan pada tahun 2000 meningkat menjadi 32%. Di Amerika, nefropati diabetik merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di antara semua komplikasi diabetes mellitus, dan penyebab kematian tersering adalah karena komplikasi kardiovaskuler.
Nasional Kidney Foundation (NFK) Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQI) Guidelines 2002 mengklasifikasikan penyakit ginjal kronis (PGK) yang disebabkan oleh DM sebagai Diabetic Kidney Disease = PGD. Kelompok ini diklasifikasikan tersendiri karena berperan sebagai salah satu penyebab terbesar GGT di masa mendatang dan adanya perbedaan dalam penatalaksanaannya. Dalam klasifikasi yang baru, pembagian stadium pada PGD tidak berbeda antara penyakit ginjal non diabetic. Hal ini untuk memudahkan dalam menentukan strategi penatalaksanaan dan prognosisnya.
Definisi Penyakit Ginjal Kronis.
Definisi Penyakit Ginjal Kronis menurut NKF-K/DOQI adalah:
1. Kerusakan ginjal selama > 3 bulan. Yang dimaksud terdapat kerusakan ginjal adalah bila dijumpai abnormalitas struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR), dengan salah satu manifestasi :
• Kelainan patologi atau
• Pertanda kerusakan ginjal, termasuk abnormalitas komposisi darah atau urine, atau kelainan radiologi.
2. Penurunan GFR <> 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis
Berdasarkan besarnya penurunan GFR, Penyakit Ginjal Kronis dibagi menjadi 5 stadium, sedangkan menurut penyebabnya, Penyakit Ginjal Kronis diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.
Penyakit Ginjal Diabetik
Pada umumnya, penyakit ginjal diabetik atau nefropati diabetik didefinisikan sebagai sindroma klinis pada pasien diabetes millitus yang ditandai dengan albuminuri yang menetap (>300 mg/24 jam atau > 200 µg/menit) pada minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan.
Pada penderita Diabetes Millitus dapat terjadi kelainan ginjal berupa infeksi saluran kemih termasuk pielonefritis, nekrosis papiler, neuropati kandung kemih, nefropati kontras, glomerulonefritis berupa nefropati membranosa dan penyakit renovaskuler.
Yang dimaksud dengan Penyakit Ginjal Diabetik adalah kelainan ginjal yang timbul sebagai akibat langsung dari Diabetes Millitus. Selama ini kita telah mengenal beberapa pembagian dari Penyakit Ginjal Diabetik.
Klasifikasi Penyakit Ginjal Diabetik.
Perjalanan penyakit serta kelainan ginjal pada diabetes mellitus lebih banyak dipelajari pada diabetes mellitus tipe 1 dari pada tipe 2, dan oleh Mogensen dibagi menjadi 5 tahapan ,yaitu :
• Tahap 1. Terjadi hipertrofi dan hiperfiltrasi pada saat diagnosis ditegakkan. Laju filtrasi glomerulus dan laju ekskresi albumin dalam urin meningkat.
• Tahap 2. Secara klinis belum tampak kelainan yang berarti, laju filtrasi glomerulus tetap meningkat, ekskresi albumin dalam urin dan tekanan darah normal. Terdapat perubahan histologis awal berupa penebalan membrana basalis yang tidak spesifik. Terdapat pula peningkatan volume mesangium fraksional (dengan peningkatan matriks mesangium).
• Tahab 3. Pada tahap ini ditemukan mikroalbuminuria atau nefropati insipien. Laju filtrasi glomerulus meningkat atau dapat menurun sampai derajat normal. Laju ekskersi albumin dalam urin adalah 20-200 µg/menit (30-300mg/24jam). Tekanan darah mulai meningkat. Secara histologis, didapatkan peningkatan ketebalan membrana basalis dan volume mesangium fraksional dalam glomerulus.
• Tahap 4. Merupakan tahap nefropati yang sudah lanjut. Perubahan histologis lebih jelas, juga timbul hipertensi pada sebagian besar pasien. Sindroma nefrotik sering ditemukan pada tahap ini. Laju filtrasi glomerulus menurun, sekitar 10ml/menit/tahun dan kecepatan penurunan ini berhubungan dengan tingginya tekanan darah.
• Tahap 5. Timbulnya gagal ginjal terminal.
Disamping klasifikasi dari Mogensen, ada beberapa pembagian-pembagian lain seperti oleh kementrian kesehatan Jepang (Ministery of Health and Welfare) yang di bagi menjadi 5 stadium :
1. Stadium normoalbuminuria.
2. Stadium mikroalbuminuria.
3. A. Stadium mikreoalbuminuria tanpa disfungsi ginjal.
B. Stadium makroalbuminuria denagn disfungsi ginjal.
4. Stadium gagal ginjal.
5. Stadium dialisis.
Stadium dan gambaran klinis pada Penyakit Ginjal Diabetik menurut pedoman K/DOQI Guide lines 2002 adalah sebagai berikut :
Penatalaksanaan:
Secara garis besar langkah-langkah penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronis pada umumnya meliputi :
1. Pengobatan penyakit dasar atas diagnosis yang ada.
2. Pengobatan terhadap penyakit penyerta.
3. Menghambat progresifitas penurunan fungsi ginjal.
4. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit kardiovaskuler.
5. Pencegahan dan pengobatan terhadap komplikasi.
6. Persiapan dan pemilihan terhadap terapi pengganti ginjal khususnya apabila sudah didapatkan gejala dan tanda-tanda uremia.
Pada Penyakit Ginjal Kronis, outcome penatalaksanaan dalam menghambat progresifitas dapat diukur dari :
1. Laju penurunan fungsi ginjal.
2. Awal dimulainya terapi pengganti ginjal.
3. Proteinuria, khususnya pada penderita penyakit ginjal diabetik.
Strategi intervensi yang dilakukan dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Menghambat progresifitas penyakit ginjal, berlaku untuk semua penderita
a. Terbukti efektif dari hasil penelitian.
• Regulasi gula darah, pada penderita Diabetes Millitus.
• Regulasi tekanan darah.
• Penggunaan ACE Inhibitor atau ARBs
b. Masih dalam penelitian, belumada kesimpulan.
• Diet rendah protein.
• Pengobatan untuk lipid.
• Koreksi anemia.
2. Pencegahan dan koreksi terhadap penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dan cepat. Beberapa hal yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba :
a. Kekurangan cairan.
b. Bahan-bahan kontras radiology.
c. Penggunaan antibiotika yang toksik pada ginjal.
d. NsAID, termasuk CIx-2 inhibitor.
e. Pengguna ACE Inhibitor atau ARBs.
f. Obat Cyclosporin atau Tacrolimus.
g. Obstruksi saluran kemih.
3. Evaluasi kreatinin serum untuk mengukur LFG sedikitnya dilakukan setiap tahun, tetapi untuk kondisi-kondisi di bawah ini harus lebih sering dilakukan evaluasi.
a. LFG<60ml/menit/1,73m2.>4mL/menit/1,73m2)
c. Mempunyai faktor resiko yang dapat mempercepat penurunan LFG.
d. Untuk evaluasi pengobatan yang sedang dilakukan.
Penurunan LFG dapat terjadi karena penurunan aliran darah ke ginjal akan dehidrasi, intake yang kurang, demam, gangguan hemodinamik dan penggunaan obat diuretika. Selain itu juga disebabkan bertambahnya kerusakan struktur ginjal akibat bahan toksin, obstruksi, keradangan dan infeksi.
Keputusan memakai bahan kontras, antibiotika yang nefrotoksik dan NSAID pada penderita Penyakit Ginjal Kronis perlu di pertimbangkan segi manfaat-kerugian oleh para dokter mengingat ada kasus-kasus tertentu yang sulit dihindari. Evaluasi ketat pada penderita Penyakit Ginjal Kronis sangat diperlukan apabila harus menggunakan bahan/obat tersebut.
Terapi Pengganti Ginjal
Terapi pengganti ginjal adalah pengobatan untuk gagal ginjal berat, penyakit ginjal kronis stadium 5 dan penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease). Ketika ginjal tidak lagi bekerja secara efisien, bahan sampah dan cairan akan tertumpuk didalam darah. Terapi pengganti ginjal mengambil alih sebagian fungsi ginjal yang sakit dengan membuang bahan sampah dan cairan.
Terapi pengganti ginjal diperlukan ketika sekitar 90 persen atau lebih fungsi ginjal hilang. Ada tiga jenis terapi pengganti ginjal : cangkok ginjal, hemodialisis, dan peritoneal dialisis. Cangkok ginjal dipertimbangkan sebagai terapi pilihan pada banyak pasien dengan penyakit ginjal berat karena kualitas hidup dan kemampuan bertahannya semakin baik, dibandingkan dengan pasien yang menggunakan dialisis.
Pada hemodialisis, darah pasien dipompa melalui suatu mesin dialisis untuk membuang bahan sampah dan kelebihan cairan. Mesin tersebut bekerja dengan menempatkan darah pasien sehingga berhubungan dengan cairan khusus, yang disebut dialisat. Darah dipisahkan dari dialisat oleh suatu membran yang memungkinkan bahan-bahan untuk berpindah dari darah menuju dialisat.
Bahan-bahan yang terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam darah, seperti sampah yang secara normal dibuang oleh ginjal, terdapat dalam konsentrasi rendah atau bahkan tidak ada dalam dialisat. Proses difusi membuat bahan-bahan tersebut berpindah dari dalam darah melalui membran melalui dialisat. Kemudian darah secara berkesinambungan, diganti dengan larutan baru.
Hemodialisis dapat dilakukan di pusat dialisis atau di rumah. Ketika dilakukan di pusat dialisis, biasanya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan membutuhkan waktu antara tiga sampai lima jam. Semakin sering dialisis akan menghasilkan kemajuan yang signifikan, mengurangi gejala selama dan diantara waktu hemodialisis, dan meningkatkan kualitas hidup. Tekanan darah rendah adalah komplikasi yang sering terjadi karena dialisis, dan dapat disertai dengan rasa gelap mata, sesak, kram perut, mual. Sebagai tambahan, akses vaskuler dapat terinfeksi atau terjadi bekuan darah.
Peritoneal dialisis biasanya dilakukan oleh pasien atau anggota keluarganya di rumah. Pada dialisis peritoneal, cairan dialisis (disebut dialisat) di infuskan ke dalam perut melalui kateter. Cairan akan masuk perut selama waktu tertentu yang di resepkan (disebut dwell). Mukosa perut bertindak sebagai membran untuk memungkinkan kelebihan cairan dan bahan sampah berdifusi dari darah ke dialisat. Selama tiap siklus (disebut exchange ) dialisat dalam perut dikeluarkan dan diganti. Rongga peritoneum kemudian dialiri lagi dengan dialisat yang baru.
Dialisis peritoneal ambulatori berkesinambungan (CAPD) meliputi exchange multipel dalam sehari (biasanya empat, tetapi kadang-kadang tiga atau lima) dengan dwell pada waktu malam. Dialisat diinfuskan ke dalam perut pada saat waktu tidur dan dikeluarkan pada saat bangun.
Dialisis petoneal cylcler berkesinambungan (CCPD) adalah bentuk otomatis dari pengobatan ini di mana exchanges dilakukan mesin saat pasien tidur. Maka akan ada waktu dwell / pengeluaran yang panjang, dan kadang exchange manual pada siang hari dilakukan. Kerugian dari dialisis peritoneal meliputi peningkatan resiko terjadinya hernia (kelemahan otot dinding perut) dari tekanan dialisat dari dalam peritoneum.
Sebagai tambahan, pasien membutuhkan beberapa jam sehari untuk melakukan exchanges (jika melakukan CAPD), dapat terjadi peningkatan berat badan sehubungan dengan absorbsi glukosa dari dialisat, mempunyai resiko infeksi pada tempat kateter atau didalam perut (peritonitis), dan dapat menyerap banyak cairan selama waktu dwelling yang panjang.------>oleh Dr. Sudarwanto SpPd
Tuesday, January 26, 2010
Delima
Artinya, dengan menggunakan produk topikal yang mengandung polifenol buah delima secara teratur, hidrasi kulit tetap terjaga sepanjang hari dan berkuranglah kemungkinan kulit mengalami pengeriputan dini.
Delima juga di yakini bisa membantu melindungi kulit dari kanker kulit. Ekstrak delima sudah terbukti mampu mencegah tumor kulit dan meningkatkan efektivitas produk-produk tabir surya tertentu.
Monday, January 25, 2010
Wasir alias AMBEIEN
• Perlukaan kronis pada dubur (Fissure in Ano)
• Abses pada dubur (Abscess Anorectal)
• Ada saluran bernanah kronis (fistula in Ano)
• Peradangan (Proctitis)
• Tumor-tumor Anorectal.
Faktor penyebab ambeien antara lain : Gangguan fungsi usus seperti sering diare, konstipasi (sulit buang air besar), gangguan pengosongan usus besar, sembelit, kehamilan dan melahirkan yang memberikan tekanan pada aliran darah bagian rectum / dubur, hal itu membuat pembuluh darah balik melebar.
• Pemakaian obat lokal misalnya : pencahar yang berlebihan, supositoria yang masuk dubur.
• Diet rendah serat, sehingga ada gangguan buang air besar dan mengejan.
Alkohol yang memberi akibat melebarnya pembuluh darah, juga hormon, oral kontraseptif, buah-buahan semacam nenas, durian, penyakit cirrhosis yang menyebabkan bendungan aliran balik.
Gambaran Klinis
Gejala–gejala yang timbul pada hemorrhoid tergantung pada tipe dan klasifikasi hemorrhoid. Yang paling menonjol adalah rasa benjolan pada dubur. Nyeri, terutama pada saat buang air besar, anus atau dubur basah, gatal-gatal dan ada pembuluh darah yang menonjol serta perdarahan keluar bersama kotoran (faeces) atau menetes berwarna merah segar. Bila perdarahan ini berlangsung lama bisa menyebabkan anemia.
Nyeri juga dapat disebabkan karena thrombus (pembekuan darah) di pembuluh darah dubur. Apabila gejala-gejala seperti gambaran klinis diatas timbul, maka gejala yang tersebut hampir sama dengan gejala yang timbul pada penyakit : kanker atau keganasan pada kolon rectum yang menimbulkan perdarahan sulit buang air besar, nyeri, basah dubur, penyakit sentinel kulit dubur, prolap rectum dan sebagainya.
Dengan timbulnya gejala diatas maka pihak rumah sakit harus melakukan pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
• Inpeksi dubur, apakah ada benjolan –benjolan, letak arah penonjolan tersebut, warna tonjolan, luka-luka, serta thrombus.
• Colok dubur,yaitu memasukan jari-jari ke dalam anus untuk pemeriksaan, adakah tumor , darah, lendir, rasa nyeri, atau kotoran mengeras.
• Anus kopi dan prokto sigmoidoskopi, yaitu memasukan alat optic guna melihat bagian dalam dari anorectum.
Di samping timbul gejala tersebut, jika kesulitan buang air besar karena luka, muncul komplikasi yang sering menjadi sangat serius di antaranya ialah :
• Trombosis melingkar yaitu : Adanya penggumpalan darah dipembuluh darah balik atau hemorrhoid yang melingkari anus. Hal ini bisa mengakibatkan nekrose (pembusukan) anus dan kulit anus dengan rasa yang sangat nyeri.
• Bila penggumpalan darah terjadi infeksi, dan terjadi emboli seperti kuman dan nanah masuk aliran darah, bisa jadi berakibat fatal dan bisa menyebabkan absces hati.
• Bila terjadi perdarahan kronis akan berakibat anemia berat yang melemahkan tubuh.
Tipe atau macam hemorrhoid :
1. Hemorrhoid Internal yaitu : pelebaran pembuluh darah balik (pleksus), hemorrhoidalis superior diatas garis mukokutan(batas kulit luar dan dalam) dari anus.
2. Hemorrhoid Eksternal yaitu : Penonjolan pleksus hemorrhoidalis inferior, terdapat diluar garis mukokutan di bawah kulit luar anus.
Hemorrhoid Internal terdiri dari 4(empat) Stadium :
Stadium I. Tonjolan pleksus hemorrhoid kedalam lumen (saluran) anorectal yang tidak prolaps (keluar ) dari anus. Biasanya terdapat perdarahan menetes segar tanpa nyeri waktu defekasi (buang air besar).
Stadium II. Menonjol melalui anus saat mengejan, tetapi dapat masuk kembali secara spontan, bisa ada pendarahan dan rasa sakit.
Stadium III. Menonjol saat mengejan, dan harus didorong kembali sesudah defekasi, serta bisa ada pendarahan dan nyeri.
Stadium IV. Menonjol keluar anus dan tidak dapat didorong masuk. Biasanya, di samping itu juga ada perdarahan, serta timbul rasa nyeri yang hebat.
Jika terjadi hal tersebut diatas maka perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan umum antara lain :
A. Pemeriksaan-pemeriksaan umum
• Menentukan klasifikasi.
• Laboratorium.
• Pemeriksaan penunjang, misalnya : protoskopi, endoskopi.
• Menjaga pola buang air besar yang teratur dan kotoran (faeces) tidak keras.
B. Terapi obat-obatan dan diet:
Diet : Dianjurkan mengonsumsi makanan banyak serat contohnya: sayur-sayuran, buah-buahan pisang, papaya. Yang tidak diperbolehkan adalah makanan atau minuman yang mengakibatkan melebarnya pembuluh darah, misalnya yang mengandung alcohol, buah nangka, duren, nenas, dan salak.
Obat-obatan : Baik yang lewat dubur maupun yang diminum, bertujuan menjaga pola buang air besar, melancarkan aliran darah, dan mengurangi rasa sakit.
C. Mengikat dengan gelang karet sehingga hemorrhoid lepas (ligasi)
D. Menyuntikkan dengan bahan agar pembuluh darah hilang (skelero terapi)
E. Pembedahan dengan mengambil / mengangkat hemorrhoidnya atau dengan stepler.
F. Tentang gaya hidup, khususnya pemakaian kloset (WC) yang duduk atau jongkok, masih belum ada penelitian, mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap hemorrhoid.
Indikasi Metode Pengobatan.
Pada stadium I diberikan obat-obatan, diet dan sklero terapi. Sedangkan pada stadium II diberikan obat-obatan, diet , ligasi, dan skleroterapi. Pada stadium III diberikan obat-obatan, diet, ligasi dan pembedahan. Sedangkan pada stadium IV hanya dilakukan pembedahan.
Jadi kewaspadaan terhadap keluhan perdarahan lewat dubur atau anus perlu ditingkatkan. Perdarahan tersebut tidak disebabkan oleh wasir / Ambeien / Hemorrhoid saja, tetapi bisa oleh tumor / keganasan / perlukaan dubur (anorectal).
Pengelolaan Hemorrhoid tergantung stadiumnya meliputi : diet, pengaturan pola buang air besar, obat-obatan serta pembedahan.____Oleh Dr. Sukarno Kasmoeri, SP.B
Sunday, January 24, 2010
STROKE – kenali gejalanya lebih dini
Stroke menduduki peringkat ke 2 penyebab kematian tertinggi setelah jantung, dan merupakan penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Karena demikian tingginya angka kematian dan kecacatan maka sangatlah penting kita mengenal tanda-tanda awal stroke dan segera mendapatkan penanganan medis, karena time is brain jika kita tidak mengenal, menunda-nunda untuk dibawa ke pelayanan kesehatan, maka kecacatan akan bersifat menetap dan kematian segera menjemput.
Sroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi otak yang ditandai dengan defisit neurologist fokal atau global yang terjadi secara mendadak sebagai akibat gangguan pembuluh darah otak.
Penyakit ini bukan hanya monopoli milik orang dengan usia lanjut, tetapi pada akhir-akhir ini sudah banyak bergeser menyerang usia lebih muda.
Stroke dibagi menjadi dua kelompok:
Stroke pendarahan
Stroke infark atau sumbatan.
Stroke pendarahan dibagi menjadi pendarahan intraserebral, yaitu pendarahan di dalam jaringan otak dan pendarahan subarachnoid, yaitu pendarahan di ruangan subarachnoid.
Stroke infark dibagi menjadi stroke infark trombotik dan stroke infark emboli. Stroke infark trombotik adalah stroke iskemik yang di sebabkan oleh trombosit di cabang-cabang arteri karotis iterna. Sedangkan stroke infark emboli adalah stroke iskhemik yang di sebabkan oleh emboli yang pada umumnya berasal dari jantung.
Faal dan Patogenesis
Otak yang hanya 2% dari berat seluruh badan relatif menerima banyak darah (15% dari seluruh darah yang dipompa oleh jantung permenit). Selanjutnya otak memakai 20% dari seluruh oksigen yang diperlukan badan manusia.
Data ini menunjukkan bahwa fungsi otak sangat tergantung dari aliran darah yang mengalir ke otak.
Pada orang dewasa yang sehat, aliran darah ke otak adalah 58 ml/100gram jar otak/menit. Bila aliran darah ke otak turun hingga 18 ml/100gram jar otak/menit maka akan terjadi penghentian aktivitas listrik dari neuron, tetapi struktur sel masih baik, hingga gejala ini masih reversible. Kondisi ini yang disebut ischemic penumbra, yaitu suatu daerah di mana sel inaktif, tetapi masih dapat berfungsi lagi bila perfusi menjadi normal.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi kerusakan (baik karena infark maupun pendarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamate, yang selanjutnya akan membanjiri sel-sel di sekitarnya. Glutamat ini menempel pada membran sel neuron di sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka kanal kalsium (calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati akan mengeluarkan glutamate, yang selanjutnya akan membanjiri lagi neuron-neuron di sekitarnya.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged oxygen molucelus(seperti nitric acide atau No) yang akan merombak molekul lemak dalam membrane sel, sehingga membrane sel akan bocor dan terjadilah influks kalsium.
Gejala yang terjadi adalah lumpuh, terasa berat, kesemutan, tebal separuh badan yang terjadi mendadak. Biasanya disertai bicara pelo atau kesulitan menelan. Pada beberapa kasus dijumpai gangguan fungsi kognitif atau memori, sakit kepala, pusing, muntah-muntah, hingga kesadaran menurun mendadak.
Pencegahan
Pencegahan primer :
Adalah langkah-langkah untuk mencegah terjadinya atheroma sebagai berikut:
Mengendalikan tekanan darah.
Mengurangi makan asam lemak jenuh.
Berhenti merokok.
Pencegahan sekunder :
Jika sudah terjadi TIA atau stroke, maka pencegahan dilakukan agar tidak terjadi stroke berulang.
Hipertensi diturunkan.
Turunkan kadar kolesterol yang tinggi.
Mengurangi obesitas, minum alkohol, isap rokok.
Menurunkan kadar gula pada penderita Diabetes Militus
Mengontrol penyakit jantung.
Olah raga
Mengurangi hematokrit yang meningkat.
Mengurangi trobosittosis dengan aspirin.
Faktor Resiko :
Hipertensi arterial.
Diabetes militus.
Penyakit jantung.
TIA dan completed stroke.
Merokok.
Hiperkolesterol.
Hiperuricemia
Alkoholisme.
Obesitas.
Hiperagregasi platelet dll.
Bagaimanapun pencegahan lebih baik daripada pengobatan, akan tetapi jika kita menemukan gejala-gejala stroke terutama pada orang yang memiliki factor resiko, tidak ada pilihan lain segera ke rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan yang terbaik.____Oleh Dr.Syamsu Rahmadi,SP.P
Indikasi dan Komplikasi Operasi AMANDEL
Amandel atau tonsil merupakan jaringan limfoepitelial yang terdapat pada bagian atas saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Ada sepasang amandel yang terletak didalam lekukan tonsilaris, mudah digerakkan karena mempunyai selubung kapsul. Tonsil berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh, dan bersama dengan adenoid sering kali disebut sebagai benteng terdepan dari sistem ini.
Operasi amandel adalah sesuatu prosedur pembedahan untuk mengangkat palatine tonsil dari fosa tonsilaris, satu atau keduanya. Secara umum indikasinya adalah, manakala tosil sebagai sumber infeksi, dimana resiko bagi tubuh lebih besar daripada resiko tindakan operasi. Indikasi khususnya adalah tonsilitis kronis yang sering eksaserbasi akut atau memberi keluhan terus menerus, tonsillitis akut residivans, kambuh lebih dari 4-5 kali setahun. Selain itu juga adanya abses peritonsil, septikemi oleh karena tonsillitis, tonsil yang besar menyebabkan sumbatan yang mekanis, adanya tumor serta tonsil sebagai karier difteri.
Sebaiknya operasi amandel ditunda (kontra indikasi relatif) pada keadaan bibir sumbing, infeksi akut saluran nafas, pada penderita yang tidak diimunisasi pada daerah epidemi polio dan umur kurang dari 3 tahun. Operasi amandel tidak boleh dikerjakan pada penderita kelainan darah atau leukemia, purpura, hemofilia, anemi aplastik, penyakit sistemik yang tidak terkontrol : diabetes militus, penyakit jantung, epilepsi.
Komplikasi yang umum terjadi pada operasi amandel adalah perdarahan dikarenakan sistem vaskularisasi yang komplek. Perdarahan bisa terjadi selama operasi dan sesudah operasi, sering trjadi mulai hari ke 5 sampai hari ke 10. Pernah pula ditemukan terjadi pada hari ke 21 pascaoperasi. Komplikasi lainnya adalah gangguan fungsi imun tubuh dan infeksi seperti pneumonia dan abses paru karena aspirasi darah dan debris atau infeksi yang sudah ada sebelumnya, serta bermanifestasi pasca operasi.
Tindakan yang kurang hati-hati dapat menyebabkan ikut terangkatnya jaringan sekitar, suara menjadi bindeng, stenosis faring dan lesi pada lidah, gigi, uvula, dan syaraf.
Kesulitan berbicara terjadi 1% dari penderita dan berkembang menjadi rhinolalia atau suara bindeng.
Adanya rasa sakit yang meningkat setelah operasi dihubungkan dengan bertambahnya usia. Sakit tenggorokan sering dirasakan sebagai reffered pain, yang terbanyak frekwensinya dirasakan pada telinga. Dehidrasi bisa terjadi pada anak-anak dengan resiko tinggi yaitu : asupan makanan yang berkurang karena rasa sakit, penderita dengan riwayat muntah-muntah dan perdarahan serta pada anak usia kurang dari 3 tahun. Dilaporkan bahwa kematian akibat operasi amandel yang dilakukan oleh ahli THT dan ahli bius yang berpengalaman hanya 0,006 %. Penyebab kematian disebabkan komplikasi anestesi, berhentinya jantung dan perdarahan dengan atau tanpa aspirasi.____Oleh Dr.Rini Ardiana Rahayu, Sp.THT
Friday, January 22, 2010
Katarak
Katarak berasal dari bahasa Yunani, katarhakhies, dalam bahasa Inggris , cataract, dan dalam bahasa Latin, cataracta, yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun, yang nampak dengan kekeruhan lensa mata.
Pengertian katarak sendiri adalah setiap kekeruhan pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Terdapat beberapa faktor penyebab antara lain yang paling utama adalah penambahan usia. Dengan bertambahnya usia, lensa makin keras. Penyebab katarak lainnya meliputi kelainan kongenital, berbagai penyakit mata, seperti glaukoma, uveitis serta akibat trauma pada mata. Katarak dapat juga terjadi karena paparan bahan toksik, pemakaian obat yang berlangsung lama, seperti kortiko steroid dan kelainan sistemik atau factor metabolik, seperti diabetes militus.
Pada umumnya kekeruhan ini mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Kekeruhan tipis pada lensa atau sebagaian menutup lensa, tidak terlalu banyak mengganggu penglihatan. Gejala katarak meliputi tajam penglihatan menurun, berkabut, berasap, silau sewaktu melihat cahaya (sinar matahari). Penglihatan penderita katarak lebih kabur pada siang hari ketimbang malam hari, dan terkadang penderita katarak dini melihat ganda sebuah benda. Ada beberapa macam katarak antara lain:
Katarak Kongenital
Adalah kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir. Biasanya bilateral atau kedua mata bersamaan. Terbanyak disebabkan infeksi virus rubella pada trisemester I kehamilan. Sebab lainnya bisa karena kelainan herediter atau karena gangguan metabolisme.
Katarak Juvenil
Merupakan katarak pada orang muda yang mulai terbentuk antara usia 1 sampai 9 tahun. Biasanya merupakan lanjutan dari katarak kongenital. Katarak ini termasuk dalam Developmental Cataract, yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa, sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut soft cataract.
Katarak Senil
Adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada orang berusia diatas 40 atau 50 tahun. Sering di jumpai, biasanya selalu bilateral dengan stadium mata yang satu lebih lanjut daripada satunya. Kekeruhan dapat dimulai dari bagian perifer korteks atau sekedar nucleus, sehingga gejala utama adalah penglihatan makin lama makin kabur.
Sejak mulai terjadinya kekeruhan sampai katarak menjadi matur, membutuhkan waktu beberapa bulan sampai bertahun-tahun. Gejala klinis meliputi tajam penglihatan menurun, seiring makin tebalnya kekeruhan lensa. Demikian pula bila kekeruhan terletak di sentral dari lensa penderita lebih kabur daripada kekeruhan diperfer.
Penderita merasa lebih enak membaca dekat tanpa kacamata seperti biasanya karena miopisasi. Kekeruhan disubkasular posterior menyebabkan penderita mengeluh silau atau penurunan penglihatan pada keadaan terang.
Katarak Insipiens
• Kekeruhan lensa belum nyata.
• Mata kabur tapi masih bisa dikoreksi dengan kacamata.
Katarak Imatur
• Kekeruhan belum mengenai seluruh tebal lensa bilik kita.
• Mata kabur sudah tidak bisa dikoreksi lagi dengan kacamata.
Katarak Matur
• Kekeruhan lensa total.
• Tajam penglihatan sangat menurun, hanya melihat lambaian tangan atau persepsi cahaya.
Pada katarak matur atau sudah matang, kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warna putih keabuan, tajam penglihatan menurun, tinggal melihat gerakan tangan atau persepsi cahaya. Stadium ini baik untuk operasi karena lensa mudah dilepas.
Dari ditemukannya katarak hingga saat ini, belum ada pencegahan timbulnya katarak. Juga belum ada obat-obatannya, baik secara local maupun sistemik, yang efektif untuk mengobatinya. Pengobatan yang paling baik dan tepat saat ini ialah katarak ekstraksi dengan operasi.
Bila katarak masih dalam stadium insipien atau intumesen, mata sebaiknya diperiksakan secara baik. Sedangkan bila ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi maka berikan kaca mata yang terbaik.
Tunggu sampai stadium mature. Untuk sampai inilah penderita sebaiknya diperiksa secara periodik. Pembedahan dilakukan apabila kemunduran tajam penglihatan yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata. Pembedahan katarak senilai dikenal 2 bentuk yaitu: intra capsuler catarak ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler catarak ekstraksi(ECCE).
Dengan adanya banyak operasi katarak, terdapat tehnik baru dengan cara menggunakan getaran suara ultrasonik yang disebut dengan phacoemulsification, yaitu penghancuran lensa dengan ultrasound, dan kemudian dilakukan aspirasi. Dengan adanya tehnik tambahan tersebut tidak perlu lagi menunggu sampai katarak stadium matur.
Saat ini setiap operasi katarak dapat diberikan lensa intra okuler (IOL) atau lensa tanam yang diletakkan pada posisi lensa yang sudah diambil, sehingga setelah operasi katarak tidak perlu lagi memakai kacamata yang tebal (+ 10 dioptri).
Dengan adanya sedikit pengertian tentang penyakit katarak tersebut, penderita katarak jangan takut untuk menjalani operasi, karena dengan kemajuan tehnologi kedokteran saat ini dapat mengurangi resiko kegagalan operasi. Selain itu segera periksakan secara intensif dan pengobatan secara teratur.
Kepada para penderita katarak, jangan takut untuk menjalani operasi, karena dengan kemajuan tehnologi kedokteran saat ini dapat mengurangi resiko kegagalan operasi. Jangan berobat ke alternatif atau tabib yang katanya dapat mengobati katarak tanpa operasi. Semua itu bohong.
Selain itu, saat ini banyak dipromosikan obat-obatan yang dapat menghilangkan katarak, seperti obat tetes mata herbal atau obat-obatan mata yang dibuat home industry serta tidak ada nomer register dari depkes. Obat semacam itu malah bisa memperparah atau merusak mata.____Oleh Dr.Tauhid Rafi'i, Sp.M
Monday, January 18, 2010
Paru-paru Basah
Infeksi di paru diiringi dengan keradangan yang menghasilkan cairan di kavum pleura, apabila dibiarkan volume cairan bertambah. Hal inilah yang disebut efusi pleura. Jadi cairan tidak masuk ke dalam jaringan paru tapi di luar paru. Gejala efusi pleura ditandai sulit bernapas, sesak napas dan rasa berat di dada yang terkena paru basah, karena paru tertekan oleh cairan yang mengisi kavum pleura.
Gejala lainnya tergantung penyebab efusi pleura, paling sering karena tuberkulosis sehingga bersamaan dengan gejala tuberkulosis yaitu batuk berdahak, nafsu makan turun, panas badan meriang, badan lemah dan keluar keringat sore hari. Efusi pleura karena tuberkulosis biasanya sering terjadi pada usia muda, sedangkan pada usia lanjut sering kali di sebabkan proses keganasan , baik kanker paru maupun metastasis dari keganasan organ lainnya seperti kanker payudara.
Untuk menentukan penyebab efusi pleura, diperlukan analisis cairan plura. Bila diketahui cairan pleura eksudat atau hemoragis biasanya di sebabkan infeksi seperti tuberkulosis atau pneumonia, proses keganasan, infark paru dan kelainan autoimun seperti SLE dan artristis rheumatoid. Dan manakala cairan pleura diketahui transudat biasanya penyakit penyebab efusi pleura adalah hipoalbuminemia pada sirosis hepatis atau ganguan hati dan pada gagal ginjal kronis serta gangguan pompa jantung (peningkatan tekanan hidrostatik) pada gagal jantung. Biasanya efusi pleura transudat terjadi pada kedua paru atau bilateral.
Efusi pleura yang disebabkan trauma pada toraks dinamakan hematotoraks, bedanya dengan efusi hemoragik pada hematotoraks kadar hemoglobin lebih tinggi. Efusi pleura yang mengalami supurasi, cairan pleura berubah menjadi pus atau nanah, dinamakan empyema. Biasanya empyema primer terjadi pada penderita kencing manis, dan empyema sekunder bisa terjadi karena pengambilan cairan sebelumnya yang kurang steril.
Pengambilan cairan pleura atau pleura/torasentesis harus segera di lakukan untuk menghindari proses organisasi atau timbulnya endapan cairan pleura(kerak). Dalam waktu 2 minggu cairan pleura akan menjadi kerak ibarat kuah soto di dalam panci yang tidak di panasi. Selain pengambilan cairan pleura di berikan pengobatan primer efusi pleura.
Apabila disebabkan tuberkulosis tentunya di berikan pengobatan tuberkulosis, namun kalau di sebabkan proses keganasan cairan sulit di bendung. Dalam waktu 1-2 hari setelah dilakukan torasentesis terjadi lagi penumpukan cairan, sehingga diperlukan tindakan pleurodesis atau melekatkan pleura viseralis dan parietalis sebagai upaya mengendalikan cairan pleura. Pengambilan cairan pada empyema dan hematotoraks tidak cukup dengan pungsi pleura biasa, diperlukan pemasangan drainage toraks dengan tujuan evakuasi cairan dapat lebih sempurna.____oleh Dr. Atok Irawan, Sp.P
Sunday, January 17, 2010
A - F untuk kesehatan jantung
- Aspirin atau Antiplatelet
- Body weight dan Blood pressure
Agar terhindar dari gangguan jantung, mereka yang kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan bobotnya hingga mencapai bobot ideal, yaitu yang body mass index-nya <25vkg/m2. Demikian pula dengan tekanan darah yang sebaiknya dijaga sekitar <130/85 mmHg.
- Cigarette smoking dan Cholesterol
- Diet dan Diabetes
- Exercise dan Education
Olahraga, meski jalan kaki ringan sekalipun, boleh dibilang merupakan unsur mutlak untuk mencegah PJK. Sedangkan penyebaran informasi mengenai PJK merupakan salah satu upaya pencegahan untuk memperkecil timbulnya kasus-kasus maupun angka kematian akibat PJK.
- Family Screening
Pemeriksaan atau check -up kesehatan pada keluarga penderita PJK penting dilakukan agar gangguan atau resiko PJK sedini mungkin dapat diketahui dan kalau perlu diatasi. Cek kesehatan ini semakin penting artinya bila:
- Semakin muda usia anggota keluarga yang terkena PJK.
- Semakin dekat hubungan darah.
- Semakin banyak anggota keluarga langsung yang terkena PJK atau penyakit pembuluh darah lain.
Saturday, January 16, 2010
Indikasi operasi usus buntu APENDISITIS
Apendicitis adalah radang pada begian usus berbentuk seperti tabung pendek yang buntu, panjang 7-10 cm, tumbuh pada sambungan usus besar dan usus halus. Biasanya berisi lemak dan tidak mempunyai fungsi khusus. Radang dapat terjadi karena tinja yang mengeras atau cacing pada usus. Dalam kondisi seperti itu harus segera mendapatkan penanganan dokter untuk operasi. Jika tidak segera di operasi, akan menyebabkan komplikasi yang serius di dalam tubuh.
Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan (Apendicitis kronis), tetapi banyak kasus yang memerlukan operasi dengan menyingkirkan usus buntu yang terinfeksi. Bila tidak di rawat dengan benar akan menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi. Hal itu terjadi karena infeksi yang menyeluruh pada isi perut (peritonitis) dan shock ketika usus yang terinfeksi hancur. Peradangan akibat infeksi pada usus buntu bisa mengakibatkan penanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal dari usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak diperut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya . Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir.
Pada mulut usus buntu bisa terjadi penyempitan atau penyumbatan yang menimbulkan timbunan lendir di dalam rongganya. Bila terjadi genangan lendir di situ, kuman di dalam usus besar bisa tumbuh cepat di sana. Bila peradangan itu pecah, maka kotoran manusia beserta kumannya menyebar ke rongga perut. Makanya, bila peradangan ini tidak di operasi bisa mengakibatkan kematian.
Pada orang dengan daya tahan tubuh yang kuat, proses penyakit dan peradangannya berjalan perlahan dan menahun. Biasanya jaringan penggantung usus bereaksi dengan menyelubungi usus buntu yang sakit. Akibatnya proses peradangan dan penanahan tidak dapat meluas. Penyumbatan usus buntu terjadi karena pembesaran kelenjar dindingnya. Kondisi ini biasa terjadi pada anak-anak. Pada orang dewasa, penyumbatan ini terjadi karena gumpalan tinja yang membatu atau biji-bijian yang masuk kedalamnya, cacing, bahkan tumor.
Gejala
Radang usus buntu atau apendisitis dapat menyerang siapa saja. Gejalanya seperti sakit maag biasa sehingga penderita seringkali mengabaikannya. Gejala tersebut cenderung mendadak dan umumnya semakin meningkat. Gejalanya lain adalah sebagai berikut
• Rasa nyeri yang di mulai pada perut bagian tengah (seperti sakit maag) dan mejalar ke perut bagian bawah kanan.
• Rasa sakit tersebut akan semakin meningkat, sehingga pada saat berjalanpun si penderita akan merasa sangat sakit sehingga akan mengambil sikap membungkuk pada saat berjalan
• Bila radang semakin meluas dapat menimbulkan rasa mual, bahkan muntah, dan bahkan nafsu makan sangat menurun.
• Demam akan timbul apabila radang tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat.
Pemeriksaan Penunjang
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meliputi pemeriksaan panggul, rectum(dubur), pemeriksaan laboratorium darah, urin, roentgen abdomen (perut), USG (bila perlu), CT SCAN (bila perlu).
Penanggulangan
Apabila radang terus berlanjut, penderita akan merasakan nyeri yang semakin hebat. Pada keadaan seperti itu, obat antibiotika tidak berguna lagi dan diperlukan operasi oleh dokter bedah. Bila keadaan ini gagal diketahui oleh dokter atau si penderita sendiri kurang peduli, maka keadaannya akan semakin gawat. Akibatnya, pecahnya usus buntu dan lebih parah, infeksi akan menyebar ke dalam rongga perut. Kondisi tersebut menimbulkan infeksi pada bagian lapisan perut atau di sebut juga peritonitis(radang pada selaput perut).
Pemeriksaan penunjang yang biasa di lakukan oleh dokter, yaitu pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan panggul, rectum(dubur), dan darah maupun urin. Operasi untuk usus buntu dapat dilakukan melalui operasi terbuka (perut langsung dibedah). Tindakan juga bisa di lakukan dengan alat laparoskopi(perut hanya di sayat kecil pada bagian bawah pusar, dan sayatan kecil lainnya di lakukan pada daerah usus buntu).____Oleh Dr. Hernowo Sp.B
Diet Penderita Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang banyak menyerang manusia pada usia 30 tahun sampai usia lanjut. Usia tersebut memang rentan untuk melakukan banyak aktivitas, yang dapat mengakibatkan hipertensi. Namun, hipertensi dapat dihindari dengan cara mengatur pola makan, yang selama ini sangat diacuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Dengan pola makan yang asal-asalan bebagai penyakit akan mudah timbul.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk penderita hipertensi. Selain mengkonsumsi makanan dan obat secara rutin, penderita hipertensi juga harus menghindari beberapa makanan, antara lain dengan melakukan diet rendah garam.
Sumber pemicu hipertensi yang perlu di waspadai antara lain garam dapur (NaCi), MSG ( Monosodium Glutamat) dan pengawet makanan ( Sodium Karbonat). Sumber lain yang harus di waspadai banyak dari makanan di luar rumah seperti makanan di warung, restoran, hotel, dan catering. Biasanya makanan yang disajikan di tempat seperti itu menggunakan penyedap rasa yang mengandung MSG.
Ada juga sumber natrium terselubung yang terdapat pada biskuit, roti, soda, makanan yang di awetkan atau di kalengkan, termasuk dendeng, abon, cornet beef, daging asap, ham, ikan asin, ikan pindang, ebi, sarden, udang, kerang, telur asin, daging kambing, keju, margarine, asinan, dan buah dalam kaleng. Selain itu sumber natrium juga terdapat vetsin, soda kue, magi, terasi, petis, taoco, saus tomat, kecap, selai, jeli. Kandungan berbahaya itu juga banyak mengendap dalam kelompok makanan jeroan, antara lain otak, hati, ginjal, paru, dan usus.
Banyak masyarakat salah kaprah dalam mengartikan diet rendah garam. Mereka membatasi penggunaan garam dapur, tetapi masih mengkonsumsi vetsin.
Diet macam ini yang membuat tensi darah tetap tinggi.
Selain diet rendah garam diperlukan juga diet rendah kolestrol dengan lemak terbatas yang terdapat pada minyak kelapa, lemak hewan, mentega. Kebutuhan lemak tersebut dapat diganti dengan menggunakan minyak kacang atau kedelai, minyak jagung, minyak bunga matahari dalam jumlah yang ditentukan.
Diet rendah kolestrol tidak hanya mengurangi penggunaan minyak, tapi juga konsumsi daging harus dibatasi dengan cukup menikmatinya hanya tiga kali seminggu. Idealnya adalah daging ayam tanpa kulit. Seharusnya pula menghindari jeroan, daging kambing, sosis, kepiting, udang, cumi, kupang, dan kuning telur. Konsumsi susu full cream sebaiknya diganti dengan susu skim,
Sedangkan untuk diet tinggi serat terbagi dua macam, antara lain serat kasar (crude fiber) dan serat makanan (dietary fiber). Serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Selain terdapat pada buah dan sayuran, serat makanan juga ada pada beras, kentang, singkong, dan kacang hijau. Makanan yang diajurkan untuk di konsumsi mengandung karbohidrat : Beras, beras tumbuk, beras merah, havermout, sumber protein nabati yang terdapat pada kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan
Diantara beberapa macam diet tersebut sangat di anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori bagi mereka yang mengalami kegemukan. Caranya, dengan menghindari makanan yang banyak mengandung lemak, gurih, manis contohnya : daging berlemak, lemak hewan, jeroan, sosis, kelapa, santan, minyak kelapa, margarine, cake, es krim, gula, coklat, dan susu kental manis.____Oleh Puji Astuti, SKM
Friday, January 15, 2010
Tips berpuasa bagi penderita kencing manis
Penderita kencing manis tidak bisa di sembuhkan, tetapi dapat dicegah dengan cara menghindari makanan yang mengandung gula berlebih. Kendati begitu, pederita kencing manis juga di larang untuk mengkonsumsi gula sama sekali. Karena jika kekurangan cairan gula maka akan terjadi penurunan gula darah di bawah normal.
Oleh karena itu penderita kencing manis harus tetap menjaga pola makan. Namun, penderita kencing manis tidak di larang melakukan ibadah puasa. Memang, pola makan saat berpuasa akan berubah sesuai dengan jadwal waktu berbuka dan sahur. Yang penting jumlah dan jenis makanannya yang harus di sesuaikan.
Kebutuhan kalori saat berpuasa sama dengan sehari-hari, yaitu tiga kali makan utama dan tiga kali camilan. Waktu dan distribusi makanannya yang berbeda. Saat sahur puasa, minum obat kencing manis (OAD) dan vitamin yang biasa diminum pagi hari. Kemudian saat berbuka puasa, mengkonsumsimakanan utama sebesar 30% kalori. Ketika berbuka puasa diperlukan makanan manis untuk mengembalikan tenaga secepatnya, boleh makan kolak, dawet, atau buah yang manis.
Setelah sholat Tarawih, sekitar jam 21.00, nikmati makanan utama kedua sebesar 25% kalori. Sebaiknya di ikuti gerak badan atau olah raga ringan setelah makan. Sebelum tidur makan snack atau camilan berupa roti tawar atau buah sebesar 10% kalori. Makan sahur sebaiknya di akhirkan, dengan menu makanan utama ketiga sebesar 25% kalori diikuti snack buah sebesar 10 kalori dan minum vitamin kedua.
Pemilihan hidangan diutamakan makanan kaya serat dan protein, sebab akan dicerna lebih lama oleh tubuh, sehingga pengosongan lambung lebih lama. Sumbernya bisa karbohidrat kompleks, misalnya gandum, sereal, beras merah, roti berserat, sayur dan buah. Yang lebih peting adalah memenuhi kebutuhan cairan. Diperlukan air minum 6-8 gelas perhari, dan jus buah saat sahur, yang dapat memenuhi kebutuhan cairan dan mineral tubuh. Pilihlah buah yang banyak mengandung air seperti semangka dan belimbing.
Apakah semua penderita kencing manis boleh puasa? Boleh puasa apabila kadar gula darah tak lebih dari 250mg/dl. Sebaiknya 3 minggu sebelum puasa sudah di lakukan pemeriksaan gula darah, agar mempunyai kesempatan untuk mengontrol gula dengan obat sehingga mendekati kadar gula normal. Penderita dengan terapi insulin sekali sehari juga boleh berpuasa. Apabila terapi insulin dua sampai tiga kali sehari sebaiknya menunda niat berpuasa.
Perlu diketahui, penghalang yang sering dialami saat berpuasa adalah keadaan hipoglikemia, yaitu kadar gula di bawah normal dan batas paling mengkhawatirkan adalah di bawah 70 mg/dl. Oleh karena itu control gula darah harus lebih ketat saat menjalankan ibadah puasa. Adapun ciri-ciri hipoglikemia diantaranya keluar keringat dingin, badan gemetar dan lemas. Apabila ada keluhan seperti di atas, puasa hendaknya dibatalkan. Dan untuk memulihkan kondisi ini secepatnya minum teh manis hangat atau madu. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter, karena penanganan hipoglikemia membutuhkan dosis obat dan pola diet tertentu serta untuk konsultasi boleh tidaknya berpuasa kembali.
Oleh Dr. Suhartono, Sp.Pd
Thursday, January 14, 2010
Khasiat Mujarab Jus Buah
Oleh karena itu vitamin harus di konsumsi secara teratur. Vitamin yang di peroleh dari buah dapat di olah sebagai minuman yang segar, yaitu dengan cara di jadikan jus buah. Buah selain mengandung vitamin, pada umumnya juga memiliki keunggulan khusus antara lainsebagai berikut:
APEL
Buah apel sangat ampuh sebagai bahan detoksifikasi atau pembuang racun. Apel dapat mengurangi sembelit (kesulitan buang air besar) dan gangguan pencernaan lain, mengurangi nyeri pada gejala reumatik, nyeri sendi, dan gout. Bila diminum secara teratur apel juga dapat mencegah peningkatan kolesterol dan menguatkan ginjal. Kandungan potasiumnya membantu memelihara kesehatan tulang.
ALPUKAT
JERUK
Kandungan vitamin A dan C, serta seratnya yang cukup tinggi membuatnya unggul sebagai antioksidan (pencegah penyakit degeneratif, termasuk kanker). Zat eremophiline di dalamnya berfungsi melancarkan aliran darah.
NANAS
Kandungan gula alamiahnya sangat baik untuk memberikan energi yang tidak menggemukkan, karena diimbangi dengan kandungan serat yang cukup tinggi.
PEPAYA
Pemasok vitamin C, karoten, dan serat pektin yang tinggi. Pepaya bermanfaat melancarkan pencernaan dan memudahkan buang air besar. Enzim papainnya dapat membantu penyembuhan luka lambung.
MELON
Di Cina , melon berwarna jingga digunakan untuk mengobati hepatitis. Namun, yang berwarna hijau tak kalah bermanfaat, terutama karena kandungan vitamin C yang tinggi sebagai antioksidan yang efektif. Mengandung antikoagulan yang dapat mencegah penggumpalan darah, salah satu penyebab stroke dan serangan jantung.
TOMAT
Rendah dalam kalori (hanya 40 per gelas jus) serta tinggi kandungan vitamin A dan C, juga kalsium. Tomat kaya akan zat likopen, yang mirip dengan fungsi beta karoten untuk mencegah kanker. Menjaga kesehatan hati, dengan zat klorinnya yang merangsang hati untuk menyaring bahan beracun dan sulfur yang menyehatkan hati.
WORTEL
Mengandung karotenoid atau provitamin A yang efektif memelihara sel-sel di seputar mata, selaput lendir hidung, dan lapisan terluar dari kulit kita. Beta karotennya efektif membantu mencegah kanker dan penyakit pembuluh darah, mengurangi berbagai gejala penyakit, termasuk penyakit-penyakit akibat merokok serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Oleh Dr Jenny Soekamto