Tuesday, February 16, 2010

Disfungsi Seks Perempuan

Fungsi seksual normal terdiri dari dua tahap. Pertama tumescence, yaitu aliran darah memenuhi organ genital sehingga menimbulkan ereksi pada pria dan lubrikasi pada vagina pada wanita. Kedua detumescence, yaitu keluarnya aliran darah dari daerah genital setelah terjadinya orgasme.

Respon fisiologis dari fungsi seksual pada orang dewasa normal dan sehat meliputi 4 fase : fase perangsangan, fase pendataran, fase orgasme dan fase resolusi. Disfungsi seksual berarti terganggunya salah satu atau lebih dari tahapan tersebut yang menyebabkan seorang individu atau pasangannya gagal menikmati aktivitas seksual normal.

Disfungsi seksual pada perempuan meliputi gangguan dorongan seksual, gangguan bangkitan seksual, gangguan orgasme, dan gangguan nyeri hubungan seks yaitu dyspareunia, vaginismus. Gangguan dorongan seksual dikarenakan faktor hormon seks, faktor psikis, keadaan kesehatan tubuh dan pengalaman seksual sebelumnya.
Gangguan bangkitan seksual adalah terhambatnya pelendiran vagina, tiadanya ereksi klitoris dan tidak terjadinya reaksi pada labia. Gangguan orgasme meliputi disfungsi orgasme primer, sekunder dan situasional.

Penyebab disfungsi seksual pada wanita karena penyebab fisik yaitu faktor hormonal, vaskulogenik, neorogenik dan miogenik. Sedangkan penyebab psikis disebabkan sikap keluarga yang negative terhadap seks, pengalaman seks yang traumatik, kecemasan, perasaan bersalah, depresi, rasa percaya diri yang rendah, takut hamil, takut tertular penyakit, komunikasi yang tidak baik, rasa tidak percaya kepada pasangan, kejenuhan, hilangnya daya tarik fisik terhadap pasangannya, percaya pada mitos seks dan keadaan melupakan atau menekan seksualitas.

Penanganannya meliputi konseling, pemberian obat, alat Bantu seks dan terapi seks. Sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi disfungsi seks pada perempuan yaitu menerima informasi yang benar tentang seksualitas, hindari pengalaman seksual yang traumatic, pelihara kesehatan kelamin dan kesehatan tubuh secara umum, binalah kehidupan seksual dengan pasangan agar berlangsung harmonis, jangan malu menyampaikan kepada pasangan bila terjadi masalah seksual dan segera atasi dengan cara yang ilmiah bila terjadi masalah seksual. Meskipun disfungsi seksual bukan suatu yang mengancam nyawa, namun bisa menimbulkan dampak besar dalam hubungan interpersonal dan kualitas hidup.---->DR. Wahyu Widiyoko,Sp. OG

No comments:

Post a Comment