Varises merupakan momok bagi perempuan. Momok karena kaki kurang lagi seksi, yang otomatis bakal mengganggu kepercayaan diri. Padahal, hanya perlu langkah sederhana agar varises tak menjangkiti.
Menurut ahli bedah Dr.Lakshmi Nawasasi, SpB. Varises adalah keadaan dimana pembuluh darah balik/vena membesar dan berkelok-kelok “Istilah varises umumnya ditujukan di daerah tungkai meskipun sebenarnya dapat terjadi di daerah yang lain,” kata Lakshmi.
Ia malanjutkan, varises berhubungan erat dengan kelemahan struktur tonus otot pembuluh darah balik atau vena. Pada dasarnya, kata Lakshmi, vena tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong darah kembali ke peredaran, karena arah alirannya keatas. Untuk membantu darah bergerak keatas, vena dilengkapi katup. Katup terbuka untuk mambiarkan darah mengalir, kemudian katup menutup kembali setelah darah melaluinya. Jika tonus otot di sekitar pembuluh vena kurang kekuatannya / lemah, maka terjadilah stasis(aliran darah terhenti) dan darah cenderung berkumpul di dasar vena, sehingga vena melebar. Akibatnya, timbul pengendapan darah di pembuluh vena yang kemudian membentuk tonjolan besar berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan, yang kemudian dikenal sebagai varises.
Varises memang lebih banyak menyerang perempuan, tapi jangan salah. Sebab, sekitar 10-15% laki-laki juga rentan varises. Meski istilah varises lebih sering digunakan untuk tungkai bawah, namun varises dapat juga terjadi ditempat lain, misalnya varikokel, esofagus dan anorektal (hemoroid)
Kenali Pemicunya
Lakshmi menuturkan, varises terkait keturunan. Varises juga erat kaitannya dengan hormonal. Kejadian varises meningkat pada masa menstruasi, kehamilan, trisemester I dan II serta penggunaan obat kontrasepsi. Kondisi tersebut diduga menyebabkan tonus vena menjadi berkurang. Selain itu obesitas juga dapat memicu varises karena mengakibatkan vena menjadi kurang baik dan meningkatkan volume darah.
Faktor usia atau penuaan juga menjadi pemicu varises. Pada usia tua terjadi fibroelastis pembuluh darah vena, elastisitas berkurang dan tonus otot juga berkurang. Pada orang yang banyak bekerja sambil berdiri, unsur gravitasi menyebabkan tonus harus bekerja keras untuk mengembalikan darah ke atas. Pemicu lainnya adalah pernah mengalami cedera di kaki dan mengalami keadaan dimana tekanan dalam perut meningkat.
Disamping pemicu, perempuan juga wajib mengetahui gajala varises. Antara lain, dijumpai gambaran pembuluh darah balik / vena yang melebar dan berkelok-kelok. Selain itu dijumpai tanda lain, misalnya gatal, kaki terasa berat, pegal dan cepat lelah, terutama pada malam hari dan setelah melakukan aktivitas. Kemudian, bengkak di pergelangan kaki, biasanya akan berkurang bila kaki dielevasi / ditinggikan. Nyeri kaki terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai berjalan, kram pada malam hari, perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang mengalami gangguan, serta kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada kulit yang terkena.
Gejala lain jika terjadi trauma ringan di daerah yang mengalami gangguan maka dapat berakibat pendarahan lebih banyak dari normal dan / atau mengalami proses penyembuhan yang lebih lama dan kulit diatas pergelangan kaki menjadi mengeras.
Untuk memastikan varises, kata Lakshmi, biasanya dilakukan beberapa tes. Paling sederhana adalah berdiri selama 5-10 menit, maka varises akan terlihat. Selain itu, tes Brodie-trendelenburg yang prinsipnya menilai aliran vena kembali jika sebelumnya dilakukan penekanan di vena. Apakah diameter vena akan tidak berubah atau akan bertambah besar atau justru besarnya vena berkurang / hilang ? Ultrasonografi (USG) dapat mendeteksi varises, dengan cara menilai anatomi vena yang terkena. Doppler ultrasound dapat mendeteksi aliran darah vena sehingga dapat memberikan informasi kompetensi aliran darah yang menuju katup terutama yang di dalam. Tindakan tersebut bermanfaat dilakukan sebelum prosedur operasi dilakukan.
Awas Kambuh !
Ada berapa cara tata laksana varises. Semuanya bertujuan untuk mencegah kekambuhan. Sebab, setelah pembedahan, 10% pasien mengalami varises kembali. Penyebab terbanyak adalah kegagalan meligasi / mengikat seluruh vena yang terlihat.
Penatalaksanaan tersebut bisa non operatif, dengan prinsip utama menurunkan aliran darah dan tekanan darah dalam vena. Caranya antara lain balut tekan dan elastik stocking atau bebat elastik sepanjang hari kecuali tidur. Metode lain yang termasuk non operatif adalah skleroterapi (injeksi-kompresi). Biasanya dilakukan pada varises di bawah lutut dan bukan untuk tindakan kosmetik karena akan menyebabkan kulit berwarna lebih gelap.
Varises juga bisa diatasi dengan pembedahan. Indikasi pembedahan adalah pernah mengalami pendarahan akibat ulkus varises, nyeri berulang akibat varises dan pertimbangan kosmetik.
Tindakan minimal invasive, misalnya endovenous thermal ablation yang meliputi endivenous laser ablation(ERA), kata Lakshmi, belum populer di Indonesia. “ELA dan ERA hanya dilakukan oleh dokter-dokter yang berpengalaman dan membutuhkan peralatan khusus.”
Tip Mencegah
1. Olahraga secara teratur
2. Mempertahankan berat badan di kisaran normal.
3. Jangan terlalu sering menggunakan sepatu bertumit tinggi karena akan menyebabkan beban kaki jadi lebih berat.
4. Hindari duduk lama sambil menyilangkan kaki. Posisi itu akan menyebabkan aliran darah terhambat.
5. Meninggikan kaki secara teratur untuk membantu pembuluh darah balik/vena agar tidak bekerja terlalu berat.
6. Jalan-jalan dianjurkan, tapi duduk serta berdiri dalam waktu yang lama harus dihindari.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment